Monday, January 23, 2012

Jangan Mengukur redha dan murka Allah dengan dunia

ORANG MUNAFIQ itu jika diberikan kesenangan, maka mereka menyangka dikasihi oleh Allah dan jika ditimpa musibah pula maka mereka merasa dimurkai oleh Allah!

Firman Allah SWT : Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rezekinya maka dia pun berkata: "Tuhanku telah menghinakanku.” (Al-fajr : 15-16)

Firman Allah SWT : “Dan di antara manusia itu ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepian. Maka jika dia memperolehi kebajikan, akan tetaplah dia dalam keadaan itu, dan jika dia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah dia ke belakang. Rugilah dia di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.” (al-Hajj : 11)

Keredhaan Allah pada seseorang tidak boleh diukur dengan dunia yang ada pada dirinya. Boleh jadi seseorang itu diberikan kekayaan, memiliki keluarga yang gembira dan berkedudukan tetapi hakikatnya di sisi Allah orang itu adalah dimurkai. Manakala seseorang itu boleh saja miskin, bercerai, dipandang hina tetapi sebenarnya Allah amat mengasihinya.

Janganlah tertipu oleh syaitan dan bersangka baiklah kepada Allah SWT apabila ditimpa musibah !

Demikianlah juga apabila sesiapa yang ingin mengukur kebenaran pada diri seseorang maka janganlah dia melihat kepada duniawi yang ada pada orang tersebut. Firaun diberikan kerajaan, Qarun diberikan harta, Bal'am diberikan ilmu tetapi itu semua tidaklah dapat menyelamatkan mereka dari murka Allah. Lihatlah apakah amalannya menepati atau menyalahi kitab Allah dan sunnah rasulullah salallahualaihiwassalam !

Kerana Dunia tidak berharga disisi Allah

Tatkala Rasulullah sallallahualaihiwasallam melewati sebuah pasar sementara sahabat-sahabat berada di sekitarnya, baginda melewati bangkai seekor anak kambing yang cacat telinganya. Lalu Baginda pun memegang telinga bangkai haiwan tersebut, seraya bersabda:

“Siapakah di antara kalian yang ingin memiliki bangkai anak kambing ini dengan membayar satu dirham?” Lalu dijawab oleh para sahabat dengan berkata : “Kami tidak ingin memilikinya walau dengan membayar sedikit, kerana apa yang akan kami perbuat dengannya?”

Baginda kembali mengulangi pertanyaannya, “Apakah kalian ingin bangkai anak kambing ini jadi milik kalian?”

Maka dijawab lagi oleh para sahabat : “Demi Allah, seandainya haiwan ini masih hidup pun, ia adalah cacat, telinganya kecil, apatah lagi jika ia sudah menjadi bangkai.”

Lalu Rasulullah shallallahualaihiwasallam pun bersabda :“ Sungguh demi Allah, dunia ini adalah lebih hina disisi Allah daripada keadaan bangkai anak kambing ini disisi kalian.” (hadith riwayat Muslim dan Tirmidzi)

Demikianlah juga dalam hadith yang lain baginda rasulullah SAW turut bersabda : “Seandainya dunia ini di sisi Allah lebih bernilai daripada sebelah sayap nyamuk maka nescaya Allah tidak akan memberi minum kepada orang kafir itu walau seteguk air pun.” (hadith riwayat Tirmidzi)

Jadi masakan tanda keredhaan Allah SWT pada diri seseorang itu terletak pada sesuatu yang hina ? Apakah bukti kebenaran seseorang itu ialah dengan memiliki tompokan-tompokan duniawi yang bertimbun ?

Jawapannya ialah pada ketenangan hati dan kebaikan budi pekerti serta amalan soleh yang bertambah. Sesungguhnya Allah memasukkan seseorang ke neraka dengan amalan jahat yang dilakukan oleh hamba-Nya dan Allah SWT memasukkan seseorang ke syurga dengan sebab amalan baik yang diperbuat oleh hamba-Nya dan DIAlah yang mendorong perbuatan itu semua dengan rahmat-Nya.

Seseorang yang diredhai oleh Allah akan dapat dilihat dengan keberkatan hidup, amalan soleh yang bertambah dan kebaikan serta manfaat dirinya yang tersebar luas kepada makhluk-makhluk Allah yang lain. Akhlaknya pula adalah amat indah dan menyenangkan manusia bahkan kepada haiwan.

Mereka itulah hamba-hamba Allah SWT yang disebut di dalam Al-Quran sebagai IBADURRAHMAN !

Firman Allah SWT : “Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata (yang mengandung) keselamatan. Dan orang yang melalui malam hari dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka. Dan orang-orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, jauhkan azab jahannam dari kami, sesungguhnya azabnya itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahannam itu seburuk-buruk tempat menetap dan tempat kediaman. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian. Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, nescaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya). yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. Dan orang-orang yang tidak memberikan persaksian palsu, dan apabila mereka bertemu dengan (orang-orang) yang mengerjakan perbuatan-perbuatan yang tidak berfaedah, mereka lalui (saja) dengan menjaga kehormatan dirinya. Dan orang-orang yang apabila diberi peringatan dengan ayat- ayat Tuhan mereka, mereka tidaklah menghadapinya sebagai orang- orang yang tuli dan buta. Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam syurga) kerana kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya, mereka kekal di dalamnya. Syurga itu sebaik-baik tempat menetap dan tempat kediaman.” (Al-Furqan : 63-76)


No comments: