Kata
orang yang jahil, mereka yang menjadi wali Allah itu, sudah tentu lebih
faham tentang al-Quran dan al-sunnah dari kita. Ini kenyataan bathil,
ayat ahli bid'ah dan golongan zindiq yang jahil tentang al-Quran dan
al-sunnah, mereka beribadah dengan mengikut hawa nafsu kemudian
'perasan' mereka sudah menjadi wali
kerana diberi keramat atau kelebihan tertentu sedangkan semuanya itu
adalah talbis iblis dan tipudaya syaitan.
Orang kafir pun ada yang diberi kelebihan, itu bukan petanda mereka betul.
Sebabnya mereka yang jahil menganggap kena jadi wali dulu baru dapat 'ilmu' tentang Allah, tentang al-Quran dan tentang al-sunnah.
Hakikatnya wali Allah itu ialah orang yang paling beriman dan yang paling dekat dengan sunnah Nabi salallahualaihiwassalam, paling patuh dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Kemudian orang yang ingin menjadi wali Allah (kekasih Allah) itu hendaklah terlebih dahulu memahami al-Quran dan al-sunnah.
Bak kata Imam al-Bukhari dalam kitab sahihnya, العلم قبل القول والعمل 'Bab Berilmu sebelum berkata dan beramal.' Kerana jika kita tidak ada ilmu maka segala amalan dan perkataan akan menjadi sia-sia dan menyesatkan.
Bahkan Nabi salallahualaihiwassalam yang merupakan wali Allah yang 'original' bersabda ;
من يرد الله به خيرا يفقه في الدين
Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah akan menjadikan dia faqih dalam urusan agama.' [Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
Jadi faqih dalam agama itu bermakna Allah dorong dia untuk belajar supaya jadi alim tentang deen Islam. Para sahabat Nabi Salallahualaihiwassalam yang merupakan generasi yang paling terbaik itu pun kena pergi mengaji bukan duduk-duduk saja atau sekadar zikir tunggu mimpi.
Contohnya sahabat Nabi yang bernama Jabir bin Abdullah RA (wafat 74 hijrah) yang tinggal di Madinah, terpaksa mengembara selama sebulan perjalanan untuk belajar tentang sebuah hadith dari Abdullah bin Unais RA yang berada di Syam. Bukan seorang tetapi ramai lagi seperti Abu Ayyub al-ansori dan lain-lain.
Hal yang sama dilakukan oleh tokoh umat yang warak lagi bertaqwa seperti Imam al-Syafi'ie, Imam Ahmad, Imam Al-Bukhari dan lain-lain ulama yang mengembara timur dan barat mencari ilmu.
Kata Imam Ibn Jauzi rahimahullah ;
طاف الإمام أحمد بن حنبل الدنيا مرتين حتى جمع المسند
Imam Ahmad bin Hambal mengelilingi dunia sebanyak dua kali sehingga dia dapat mengumpulkan kitab hadith musnad.'
Ini barulah wali Allah yang sebenar, para ulama al-sunnah yang ilmu dan amal mereka benar-benar mengikut sunnah Rasulullah bukannya sekadar pandai zikir, bernasyid, menari joget lalu mimpi jumpa Nabi kemudian mengaku wali.
ِAkhir kata, Imam al-Syafie rahimahullah berpesan dengan berkata ;
إذا رأيتم الرجل يمشي على الماء ويطير في الهواء فلا تغتروا به حتى تعرضوا أمره على الكتاب والسنة
'Jika kamu melihat ada orang yang berjalan di atas air atau berjalan di atas angin maka janganlah kamu terpedaya dengannya sehinggalah kamu menilai amalannya dengan al-Quran dan al-sunnah.'
Orang kafir pun ada yang diberi kelebihan, itu bukan petanda mereka betul.
Sebabnya mereka yang jahil menganggap kena jadi wali dulu baru dapat 'ilmu' tentang Allah, tentang al-Quran dan tentang al-sunnah.
Hakikatnya wali Allah itu ialah orang yang paling beriman dan yang paling dekat dengan sunnah Nabi salallahualaihiwassalam, paling patuh dan taat kepada Allah dan rasul-Nya. Kemudian orang yang ingin menjadi wali Allah (kekasih Allah) itu hendaklah terlebih dahulu memahami al-Quran dan al-sunnah.
Bak kata Imam al-Bukhari dalam kitab sahihnya, العلم قبل القول والعمل 'Bab Berilmu sebelum berkata dan beramal.' Kerana jika kita tidak ada ilmu maka segala amalan dan perkataan akan menjadi sia-sia dan menyesatkan.
Bahkan Nabi salallahualaihiwassalam yang merupakan wali Allah yang 'original' bersabda ;
من يرد الله به خيرا يفقه في الدين
Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah akan menjadikan dia faqih dalam urusan agama.' [Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
Jadi faqih dalam agama itu bermakna Allah dorong dia untuk belajar supaya jadi alim tentang deen Islam. Para sahabat Nabi Salallahualaihiwassalam yang merupakan generasi yang paling terbaik itu pun kena pergi mengaji bukan duduk-duduk saja atau sekadar zikir tunggu mimpi.
Contohnya sahabat Nabi yang bernama Jabir bin Abdullah RA (wafat 74 hijrah) yang tinggal di Madinah, terpaksa mengembara selama sebulan perjalanan untuk belajar tentang sebuah hadith dari Abdullah bin Unais RA yang berada di Syam. Bukan seorang tetapi ramai lagi seperti Abu Ayyub al-ansori dan lain-lain.
Hal yang sama dilakukan oleh tokoh umat yang warak lagi bertaqwa seperti Imam al-Syafi'ie, Imam Ahmad, Imam Al-Bukhari dan lain-lain ulama yang mengembara timur dan barat mencari ilmu.
Kata Imam Ibn Jauzi rahimahullah ;
طاف الإمام أحمد بن حنبل الدنيا مرتين حتى جمع المسند
Imam Ahmad bin Hambal mengelilingi dunia sebanyak dua kali sehingga dia dapat mengumpulkan kitab hadith musnad.'
Ini barulah wali Allah yang sebenar, para ulama al-sunnah yang ilmu dan amal mereka benar-benar mengikut sunnah Rasulullah bukannya sekadar pandai zikir, bernasyid, menari joget lalu mimpi jumpa Nabi kemudian mengaku wali.
ِAkhir kata, Imam al-Syafie rahimahullah berpesan dengan berkata ;
إذا رأيتم الرجل يمشي على الماء ويطير في الهواء فلا تغتروا به حتى تعرضوا أمره على الكتاب والسنة
'Jika kamu melihat ada orang yang berjalan di atas air atau berjalan di atas angin maka janganlah kamu terpedaya dengannya sehinggalah kamu menilai amalannya dengan al-Quran dan al-sunnah.'